1. Kawan Sepermainan
Di kalangan
pelajar, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi
tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata
teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman dari kalangan terbatas. Di
jaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si pelajar
saja tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau
anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu . Namun jika si anak
akan mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu
memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka
pelajar kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat
terlarang, dan lain sebagainya.
Oleh karena
itu, orangtua para pelajar hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam
memberikan kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan
kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak di
kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah bagi orangtuanya.
2. Pendidikan
Memberikan
pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak.
Ketika anak memasuki usia sekolah terutama perguruan tinggi, orangtua hendaknya
membantu memberikan pengarahan agar masa depan si anak berbahagia. Masih sering
terjadi dalam masyarakat, orangtua yang memaksakan kehendaknya agar di masa
depan anaknya memilih profesi tertentu yang sesuai dengan keinginan orangtua.
Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan kekecewaan. Sebab, meski
memang ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orangtuanya tersebut,
tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudian menjadi kecewa,
frustrasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi
bersama dengan kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan
mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang.
3. Penggunaan Waktu Luang
Kegiatan di
masa pelajar sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha
menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan.
Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si pelajar akan
timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan.
Apabila si pelajar melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan
menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan yang negatif maka
lingkungan dapat terganggu.
Seringkali
perbuatan negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini
selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para pelajar untuk
menarik perhatian lingkungannya. Sebab dalam masyarakat, pada umunya apabila
seseorang tidak mengikuti gaya hidup anggota kelompoknya maka ia akan dijauhi
oleh lingkungannya. Tindakan pengasingan ini jelas tidak mengenakkan hati si
pelajar, akhirnya mereka terpaksa mengikuti tindakan kawan-kawannya. Akhirnya
ia terjerumus.
Mengisi waktu luang selain
diserahkan kepada kebijaksanaan pelajar, ada baiknya pula orangtua ikut
memikirkannya pula. Oleh karena itu, waktu luang yang dimiliki pelajar dapat
diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi. Kegiatan
keluarga dapat pula berupa tukar pikiran dan berbicara dari hati ke hati.
4. Uang Saku
Orangtua hendaknya memberikan
teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang hanya dapat diperoleh dengan
kerja dan keringat. Pelajar atau anak hendaknya dididik agar dapat menghargai
nilai uang. Pemberian uang saku kepada pelajar memang tidak dapat dihindarkan.
Namun, sebaiknya uang saku diberikan dengan dasar kebijaksanaan. Jangan
berlebihan. Uang saku yang diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat
menimbulkan masalah. Yaitu:
1. Anak
menjadi boros
2. Anak
tidak menghargai uang, dan
3. Anak
malas belajar, sebab mereka pikir tanpa kepandaian pun uang gampang di dapat.
5. Perilaku Seksual
Pada saat
ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para
pelajar dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai
pemandangan di tempat-tempat umum, para pelajar saling berangkulan mesra tanpa
memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak
awal masa pelajar. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang
membanggakan. Akibatnya, di kalangan pelajar kemudian terjadi persaingan untuk
mendapatkan pacar.
Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi
ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu.
Akibatnya, di jaman ini banyak pelajar yang putus sekolah karena hamil. Oleh
karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang
idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan
sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi
kenyataan. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak
kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan.
Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.
Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta
pelaksanaan latihan kemoralan yang sesuai dengan agama dan aturan yang berlaku.
No comments:
Post a Comment