- Risiko
     bawaan (inherent risk)
- Risiko
     pengendalian (control risk)
- Risiko
     deteksi (detection risk)
Risiko
Bawaan
    Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap
salah saji material dengan asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern yang terkait. Risiko bawaan selalu ada dan tidak oernah
mencapai angka nol. Risiko bawaan tidak dapat dirubah oleh penerapan prosedur
audit yang paling baik sekalipun. Risiko bawaan bervariasi untuk setiap asersi.
Sebagai contoh, asersi keberadaan dan keterjadian kas mempunyai risiko bawaan
yang lebih tinggi daripada aktiva tetap. Hal inji disebabkan uang tunai
merupakan suatu asset yang sangat rawan terhadap manipulasi, dan semua orang
berminat terhadap uang. Sedangkan aktiva tetap lebih jelas keberadaannya.
Risiko bawaan juga dibedakan atas risiko bawaan setiap akun dan risiko bawaan
keseluruhan untuk banyak akun. Berikut merupakan beberapa factor yang
menentukan risiko bawaan pada banyak akun:
- Profitabilitas
     perusahaan secara relative dibandingkan dengan perusahaan pada umumnya.
     Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan, semakin kecil risiko
     bawaannya.
- Jenis
     usaha dan sensitivitas operasi. Perusahaan yagn bergerak pada bidang
     keuangan lebih besar risiko bawaannya daripada perusahaan ekspedisi karena
     bidang keuangan sangat sensitive terhadap perubahan kurs mata uang, dan
     perubahan tingkat suku bunga. Oleh karena itu, semakin sensitive operasi
     perusahaan, semakin tinggi risiko bawaannya. Bidang usaha yang sangat
     dipengaruhi perkembangan teknologi, dan kompetiwsi usahanya ketat,
     mengakibatkan risiko bawaan yang tinggi.
- Masalah
     kelangsungan usaha. Perusahaan yang sedang mengalami masalah kebangkrutan
     mempunyai risiko bawaan yang tinggi.
- Sifat,
     penyebab, dan jumlah salah saji yang dideteksi dalam audit tahun
     sebelumnya. Risiko bawaan perusahaan akan dinilai lebih tinggi apabila
     banyak salah saji yang terdeteksi melalui audit tahun sebelumnya.
- Integritas,
     erputasi, dan pengetahuan akuntansi dari manajemen. Semakin baik
     integritas, reputasi, dan pengetahuan tentang akuntansi yang dimiliki
     manajemen klien, semakin kecil risiko bawannya.
Berikut ini
merupakan factor yang menentukan risiko bawaan suatu akun tertentu:
- Auditabilitas
     akun atau transaksi. Semakin tinggi tingkat aktivitas akun, semakin rendah
     risiko bawaan pada akun tersebut.
- Kerumitan
     masalah akuntansi terkait. Masalah akuntansi terkait meliputi masalah
     pengekuan dan kerumitan penilaian akun. Masalah akuntansi yang rumit akan
     meningkatkan risiko audit.
- Sifat,
     penyebab, dan jumlah salah saji yang dideteksi dalam audit tahun
     sebelumnya. Risiko bawaan perusahaan akan dinilai lebih tinggi apabila
     banyak salah saji yang terdeteksi melalui audit tahun sebelumnya.
Risiko Pengendalian
    Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah
saji material, yang dapat terjadi dalam suatu asersi, tidak dapat dideteksi
ataupun dicegah secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur
struktur pengendalian intern perusahaan. Risiko pengendalian tidak pernah
mencapai keyakinan penuh bahwa semua salah saji material akan dapat dideteksi
ataupun dicegah. Risiko pengendalian merupakan fungsi dari efektivitas struktur
pengendalian inter. Semakin efektif struktur pengendalian intern perusahaan
klien, semakin kecil risiko pengendaliannya. Penetapan risiko pengendalian
didasarkan atas kecukupan bukti audit yang menyatakan bahwa struktur
pengendalian inter klien adalah efektif.
Ada dua macam risiko pengendalian, yaitu:
- Actual
     level of control risk
- Assessed
     level of control risk yang ditentukan dengan melakukan modifikasi
     prosedur untuk menghimpun pemahaman struktur pengendalian intern terkait
     dengan asersi, dan prosedur untuk melaksanakan test of control.
Pada saat perencanaan audit, auditor menentukan
besarnya risiko pengendalian yang direncanakan untuk setiap asersi yang
signifikan. Planned assessed level of control risk ini ditentukan
berdasar asumsi tentang efektivitas rancangan dan operasi struktur pengendalian
intern yang relevan.
Risiko Deteksi
    Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak
dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko
deteksi tergantung atas penerapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan
dan risiko pengendalian. Semakin besar risiko audit, semakin besar pula risiko
deteksi. Sebaliknya semakin besar risiko bawaan ataupu risiko pengendalian,
semakin kecil risiko deteksi. Pada tahap perencanaan audit, Planned assessed
level of detection risk untuk setiap asersi signifikan ditentukan dengan
cara menerapkan model risiko audit. Actual level of detection risk dapat diubah
auditor dengan cara memodifikasi sifdat, penentuan waktu dan luas test
substantive yang dilakukan atas suatu asersi. Dalam penentuan risiko deteksi,
auditor mempertimbangkan kemungkinan dia melakukan kesalahan seperti kesalahan
penerapan prosedur auditing atasu salah melakukan interpretasi terhadap bukti
–bukti audit yang telah dihimpun.
    Ada perbedaan yang mendasar antara risiko bawaan dan risiko pengendalian dengan
risiko deteksi. Kedua risiko terdahulu ada terlepas dai dilakukan atau tidaknya
audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan
prosedur audit dan padat diubah oleh keputusan auditor sendiri.selanjutnya,
risiko deteksi terbagi atas dua jenis risiko, yaitu risiko review analitis, dan
risiko tes substantive.
Risiko review analitis
Risiko review analitis adalah risiko yang timbul karena prosedur-prosedur review analitis tidak dapat mendeteksi kesalahan yang material.
Risiko tes substantive.
Risiko tes substantive adalah risiko kesalahan material tidak dapat dideteksi melalui penggunaan prosedur tes substantive.
       Selain risiko-risiko diatas, risiko dalam audit dapat pula dibagi atas risiko
sampling, dan risiko non sampling.jenis ini terjadi kaena auditor bekerja atas
dasar pengujian suatu sampel bukti. Risiko sampling merupakan risiko bahwa
kesimpulan yang diambil oleh auditor dari hasil pengujian terhadap
karakteristik tertentu dari sampel atas item tertentu berbeda dengan kesimpulan
yang dibuat dari seluruh populasi yang diuji. Sedangkan risiko non sampling
merupakan bagian dari risiko audit yang tidak hanya berkaitan dengan data,
tetapi lebih banyak dihasilkan dari factor lain seperti kesalahan manusia,
kesalahan penerapan prosedur dan salah menginterpretasikan hasil suatu sampel.

 
No comments:
Post a Comment