Pengujian
substantif yang dilakukan auditor akan jauh akan lebih ekstensif dalam audit
pertama atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang berulang. Dalam
penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian pada transaksi tahun
berjalan. Biasanya proporsi terbesar dari aktiva tetap adalah aktiva yang ada
pada awal tahun yang sebelumnya telah diaudit. Karena itu, akan lebih murah
untuk memusatkan perhatian pada populasi yang lebih kecil dari transaksi tahun
berjalan.
Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus
mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal
yang signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari
aktiva-aktiva itu. Auditor juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang
bertalian dengan estimasi akuntansi atas beban penyusutan. Akhirnya, riisko
deteksi dalam penugasan yang berulang seringkali tergantung pada pengendalian
internal atas siklus pengeluaran.
Merancang
Pengujian Substantif
Pengujian
substantif yang mungkin dilakukan atas saldo aktiva tetap dalam penugasan yang
berulang dan tujuan audit atas saldo akun spesifik yang bertalian dengan
pengujian itu dijelaskan sebagai berikut:
o
Prosedur Awal
Suatu
prosedur awal yang penting termasuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan
industri bersangkutan.
Prosedur ini juga memberikan sarana untuk mengevaluasi kelayakan bukti yang
diperoleh pada tahap audit berikutnya dan juga melaksanakan
prosedur awal atas saldo dan catatan aktiva tetap yang akan mendapat pengujian
lebih lanjut.
o Prosedur Analitis
Suatu
bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa informasi keuangan
yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor. Ketika melaksanakan
prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisisme profesional yang layak dan menyelidiki
hasil-hasil yang tidak normal. Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan
ekspektasi auditor maka strategi audit dapat dimodofikasi untuk mengurangi luas
pengujian rincian transaksi dan saldo.
o Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian
substantif ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan aktiva
tetap:
Memvouching penambahan aktiva tetap
Semua
penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi berupa otorisasi dalam
notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang dibatalkan. Jumlah
yang dicatat harus divouching untuk mendukung dokumentasi.
Memvouching pelepasan aktiva tetap
Bukti-bukti tentang
penjualan, penarikan, dan tukar tambahharus tersedia bagi auditor dalam bentuk
nota pembayaran kas , otorisasi tertulis, dan perjanjian penjualan. Dokumentasi
tersebut harus ditelaah secara seksama untuk menentukan ketepatan dan kelayakan
catatan akuntansi termasuk pengakuan keuntungan atau kerugian.
Mereview ayat jurnal ke beban reparasi
dan pemeliharaan
Tujuan auditor dalam
melaksanakan pengujian ini adalahuntuk menentukan kelayakan dan konsistensi
pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan meliputi pertimbangan meliputi
pertimbangan mengenai apakan klien telah melakukan pembedaan yang tepat antara
pengeluaran modal dan pendapatan.
o
Pengujian Rincian Saldo
Menginspeksi
Aktiva Tetap
Inspeksi aktiva tetap akan
memungkinkan auditor untuk mendapatkan pengetahuan pribadi yang langsung
mengenai eksistensinya. Dalam penugasan yang berulang, inspeksi yang terinci
dapat dibatasi pada pos-pos yang tercantum pada skedul penambahan aktiva tetap.
Akan tetapi, auditor harus mengunjungi aktiva tetap lainnya sambil tetap
waspada terhadap bukti relevan lainnya tentang aktiva tetap.
Memeriksa
Dokumen dan Kontrak Hak Kepemilikan
Kepemilikan atas kendaraan dapat
ditetapkan dengan memeriksa sertifikat hak (BPKB), sertifikat pendaftaran
(STNK), dan Polis Asuransi. Untuk peralatan, perabotan, dan furniture, faktur
yang telah “dibayar” mungkin merupakan bukti terbaik mengenai kepemilikan.
Bukti tentang kepemilikan dalam industri real estatedapat ditemukan dalam akte
pembelian, polis asuransi pemilikan, tagihan pajak property, tanda terima
pembeyaran hipotek, dan polis asuransi kebakaran.
o
Pengujian Rincian Saldo : Estimasi Akuntansi
Review
Penyisihan Untuk Penyusutan
Dalam pengujian ini, auditor mencari
bukti tentang kelayakan, konsistensi, dan ketetapan beban penyusutan. Titik
tolak yang asensial bagi auditor dalam melakukan pengujian ini adalah
memastikan metode penyusutan yang digunakan oleh klien selama tahun yang sedang
diaudit.
Penurunan
Nilai Aktiva Tetap
Auditor harus mengevaluasi apakan
klien telah memperhitungkan secara layak penurunan nilai (impairment) aktiva
tetap apabila terjadi perubahan yang material bagaimana suatu aktiva digunakan,
atau apabila terjadi perubahan yang material dalam lingkungan bisnis. Bukti
untuk mengevaluasi penurunan nilai ini didasarkan pada estimasi arus kas masa
depan yang belum didiskontokan dari aktiva itu.
o
Perbandingan
Penyajian Laoran Dengan GAAP
Persyaratan penyajian laporan aktiva
tetap dalam keuangan bersifat ekstensif (PD1,2,3). Sebagai contoh, laporan keuangan harus memperlihatkan beban
penyusutan selama tahun berjalan, biaya dan nilai buku kelas utama aktiva
tetap, serta metode penyusutan yang digunakan.
Properti yang digadaikan sebagai
jaminan atas pinjaman harus diungkapkan. Kelayakan pengungkapan klien yang
berkaitan dengan aktiva menurut lease dapat ditentukan dengan melihat kembali
ke pengumuman akuntansi atoritatif dan perjanjian lease yang berkaitan.
No comments:
Post a Comment